Visi dan Misi

VISI SEKOLAH SANTO FRANSISKUS:

Sekolah Fransiskus menjadi Persaudaraan Pax et Bonum

Penjelasan Visi:

Persaudaraan

Pax et Bonum = Damai dan Kebaikan

Pax et Bonum = Damai dan Kebaikan

Santo Fransiskus, memberi inspirasi bahwa bentuk komunitas yang paling tepat untuk mengembangkan hidup manusia adalah persaudaraan. Hal ini di landasi unsur antropologi filosofi pedagogi bahwa manusia berkembang di dalam dan melalui relasi multidimensi. Persaudaraan yang diusung adalah persaudaran yang bernilai egaliter dan demokratif.

Persaudaraan bernilai egaliter sebab semua orang didudukkan sebagai saudara sehingga semua memiliki kedudukan yang setara ( egaliter ). Bernilai demokratis karena dengan menyadari bahwa semuanya adalah saudara maka semua memiliki hak dan kewajiban. Melalui hak dan kewajiban yang beragam memungkinkan semua terlibat dalam mengatur kehidupan bersama ( demokratis ). Persaudaraan juga dimaknai sebagai kesatuan dan kebersamaan dengan semua makluk hidup yang saling berpengaruh sehingga kepunahan salah satu unsur berarti akan berdampak bagi keseluruhan.

Menjadi saudara bagi yang lain berarti peduli dan mau melayani kebutuhan orang lain. Kepedulian persaudaraan nampak juga dalam prinsip subsidiaritas. Dasar dari prinsip ini adalah adanya sikap percaya bahwa saudara lain juga diberi kemampuan, minat, bakat atau talenta oleh Tuhan meski beragam sifat dan bentuknya yang merupakan kharisma yang meski berbeda-beda namun saling melengkapi dan menyempurnakan satu sama lain. Talenta itu tak akan berkembang dan berguna bagi persaudaraan bila tak diberi kesempatan untuk dikembangkan dalam persaudaraan. Oleh karena itu pelayanan juga berarti mau percaya dan memberi kesempatan pada saudara lain untuk mengerjakan tugas sesuai dengan kapasitas jabatan dan kompetensinya sampai tuntas tanpa harus ada campur tangan yang berlebihan dari saudara lain yang menjadi atasannya. Atasan baru boleh campur tangan bila Saudara bawahan tak dapat atau kurang mampu melaksanakan tugasnya. Campur tangan itupun sebaiknya tidak secara keseluruhan menggantikan peran bawahan tetapi terbatas dan sesedikit mungkin dengan tujuan hanya untuk membuat saudara bawahan akhirnya mampu mulai mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaannya sendiri.

Dalam inspirasi Fransiskus persaudaraan yang bermakna universal disebut sebagai persaudaraan semesta yakni bukan hanya antar manusia melainkan antar semua mahluk ciptaan. Semua ciptaan di dunia ini adalah saudara karena sama-sama ciptaan Tuhan. Masing-masing mahluk termasuk manusia saling solider dan peduli merawat kelestarian hidup satu sama lain sehingga semua boleh merasakan kebahagian dan kesejahteraan bersama.

Pax et Bonum

Pax et Bonum berarti : damai dan kebaikan. Berangkat dari inspirasi Biblis, damai atau damai sejahtera adalah keselamatan yang sebenarnya merupakan tujuan hakiki manusia. Kitab Suci menggambarkan keselamatan sebagai keadaan dimana manusia menjalin relasi yang harmonis dengan semua pihak di dunia teristimewa relasi yang baik dengan Allah yang terwujud bila manusia memenuhi janjinya kepada Allah seperti Allah juga memenuhi janji-Nya kepada manusia sehingga menusia menjadi umat Allah dan Allah menjadi allah mereka satu-satunya. Fransiskus dalam hidup menggunakan salam pax et bonum yang artinya damai dan kebaikan sebagai salam untuk menyapa semua orang dijumpainya karena ia merasa bahwa yang paling penting dimiliki oleh semua orang bukanlah harta, kedudukan atau pangkat tetapi memiliki hati yang damai dan kebaikan Allah tinggal serta bekerja dalam diri kita. Di mana kebaikan Allah hadir dan bekerja di situlah damai dan keselamatan Kerajaan Surga terwujud nyata.

Sedangkan kebaikan mengandung nilai penghargaan atas seluruh ciptaan yang dalam Kitab kejadian dinyatakan bahwa semua yang diciptakan Allah adalah baik adanya. Maka pada dasarnya semua ciptaan memiliki martabatnya. Menjunjung tinggi nilai kebaikan berarti menghargai martabat seluruh ciptaan baik martabatnya sendiri, martabat sesama, dan martabat semua mahluk lain di bumi ini yang terwujud dengan sikap adil kepada semua: memberikan semua sesuai dengan haknya. Jangan sampai orang lain kita korbankan demi upaya kita dalam meraih hak kita atau juga sebaliknya diri kita diabaikan dan dirugikan karena pemenuhan kebutuhan orang lain.

MISI SEKOLAH SANTO FRANSISKUS:

Mendidik siswa melalui relasi secara holistik sehingga menjadi manusia pembawa damai

dan kebaikan berbasis pada nilai-nilai katolik dalam semangat fransiskan.

Penjelasan:

Mendidik melalui relasi holistik

Menjadi pembawa damai dan kebaikan

Menjadi pembawa damai dan kebaikan

Untuk menjadikan sekolah Fransiskus sebagai suatu persaudaraan maka berangkat dari inspirasi dokumen “Go and Teach”, fokus perhatian dan kegiatan kita adalah menjalin, mengembangkan dan menyempurnakan relasi yang ada dalam sekolah. Karena menurut dokumen tersebut yang mengembangkan diri anak bukan hanya anak sendiri sebab pendidikan dalam gaya tersebut dikhawatirkan dapat membuat anak menjadi pribadi egosentris (merasa diri menjadi pusat segalanya) yang berakibat menjadi egois (mementingkan diri). Oleh karena itu dokumen tersebut menyadarkan bahwa berdasarkan pemahaman akan antropologi manusia dalam terang spiritualitas fransiskan maka disadari bahwa yang mengembangkan kita satu-sama lain adalah relasi yang terjalin antarkita, maka dalam pendidikanpun yang harus menjadi fokus perhatian kita adalah relasi. Adapun tujuan segala aktifitas kita yang berpokok pada relasi adalah agar semua relasi yang ada dalam kehidupan siswa teranimasi sehingga menjadi dinamis, kreatif, partisipatif dan reflektif.

Relasi yang mau dikembangkan adalah relasi holistik, holistik artinya:

  • Menyangkut seluruh relasi yang terkait dengan hidup manusia. Relasi-relasi tersebut adalah: relasi dengan Tuhan, relasi dengan diri sendiri, relasi dengan sesamanya manusia dan relasi dengan alam ciptaan lain.
  • Meliputi seluruh dimensi yang terkait dengan relasi hidup manusia baik secara fisik-jasmani, maupun batin-rohaninya: spiritual, moral, kognitif-intelektual, afeksi-emosional, sosio-budaya, Termasuk pula pengembangan secara optimal bakat, talenta dan seluruh kemampuan yang dianugerahkan Tuhan sesuai dengan keunikan masing-masing individu agar dapat disumbang-baktikan secara setia bagi kesejahteraan masyarakat.
  • Relasi yang terkait di sini adalah baik relasi yang menyangkut siswa, orang tua, guru, karyawan, pengurus yayasan, dan siapa saja yang menjadi mitra dalam karya persekolahan termasuk masyarakat sekitar.