Pra Raker – Sebuah Refleksi

Menoleh ke belakang tidaklah selamanya dikatakan kurang  baik, namun bila seseorang bergerak dengan menoleh ke belakang terlalu lama ia bisa menabrak apa saja yang ada di depan. Ia berjalan tanpa arah yang  bisa berakibat fatal yakni kegagalan/kematian. Dan bila ia berhenti maka hanya ada kegembiraan palsu bila yang ditoleh itu adalah pengalaman menggembirakan dan bila yang ditoleh adalah peristiwa menyedihkan, kegagalan dan kekacauan akan mengakibatkan penyesalan yang terus menerus tanpa ada motivasi untuk bangkit. Menoleh ke belakang seharusnya menoleh sejenak untuk melihat kemajuan, perkembangan, kegagalan dan kesalahan untuk melangkah yang lebih jauh dengan situasi yang baru.

Perjalanan pelayanan di SMA Fransiskus 1 sudah sampai pada  penghujung tahun pelajaran 2020/2021. Perjalanan yang penuh dengan tantangan khususnya munculnya wabah COVID-19 yang mengubah tatacara pembelajaran yang dilakukan guru. Pembelajaran yang semula berlangsung dari sekolah beralih ke pembelajaran jarak jauh. Kegiatan-kegiatan siswa yang semula dilaksanakan dengan kerumunan dan tatap muka berubah menjadi kesendirian di rumah dan hanya mendengan suara rekan dan melihat sekilas gambar wajah teman sekelas. Dengan segala keterbatasan gerak ini maka Rencana Anggaran Pembelanjaan Sekolah (RAPBS) juga mengalami perubahan. RAPBS dirancang sesederhana mungkin untuk tahun pelajaran 2020/2021 dan membantu pengeluaran keuangan keluarga. Dan sebagai konsekuensinya kegiatan yang biasanya dengan tatap muka dan kerumunan harus direlakan tidak dilakukan lagi

Senin, 7 Juni 2021 merupakan kesempatan yang baik untuk melihat kembali segala apa yang telah dilakukan dalam tahun pelajaran 2020/2021. Pertama – tama kami melihat RAPBS yang telah dirancang. Hal ini dilakukan untuk melihat kembali segala anggaran yang telah tersalur maupun anggaran yang belum tersalur. Anggaran yang sudah tersalur sebagian besar  berkaitan dengan kegiatan intern atau kegiatan yang dapat diselenggarakan di dalam ruangan via jaringan. Sedangkan kegiatan siswa dalam kaitannya dengan OSIS kurang berjalan. Dengan demikian ada kelebihan anggaran. Anggaran itu akhirnya disepakati untuk membeli buku pelajaran untuk proses pembelajaran tahun 2021/2022.

Pada kesempatan ini   penggunaan dana BOS Tahap 1-3 tahun anggaran 2020 SMA Fransiskus 1  juga dilaporkan kepada yayasan. Transparansi dan akuntabilitas sangat ditekankan di sini. Dana BOS yang tidak banyak ini difokuskan untuk membeli buku pelajaran. Dan ini linier dengan kebijakan sekolah bahwa untuk setiap siswa diharapkan mendapat pinjaman buku pelajaran secara lengkap.

Dan kesempatan terakhir dari pihak yayasan yakni dari Rm Mateus Batubara, OFM memaparkan betapa pentingnya keseimbangan unsur-unsur dalam penyelenggaraan sekolah dan di situ juga ia memotivasi sekolah untuk menggunakan aplikasi yang membantu siswa maupun guru dalam proses pembelajaran.

Evaluasi dan refleksi bersama tentang RAPBS dan Dana BOS ini berlangsung secara rileks tapi serius. Keterbukaan rekan-rekan guru sangat membantu dalam proses pra raker sehingga dapat berjalan dengan lancar. Dan pada prinsipnya bahwa segala sesuatu harus didokumentasikan secara benar sehingga tidak menimbulkan kecurigaan dan menjadi nyaman bagi semua. Proficiat. Mari maju bersama.

Kontributor: Sdr. Aloysius Triyono OFM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

thirteen − nine =