Perayaan Hari Guru Ke-74 Yayasan Santo Fransiskus

Segenap guru dan karyawan Yayasan Santo Fransiskus merayakan Hari Guru Nasional ke-74 di Hotel Casa Monte Rosa, Cipanas, Bogor, Senin, 25 November – Rabu, 27 November 2019.

Dengan tema “Guru Penggerak Indonesia Maju: Guru adalah Panggilan Hidup”, segenap guru dan karyawan dari unit TK, SD, SMP, SMA 1, SMA 2, SMK 1, SMK 2, dan Yayasan mengikuti semua kegiatan dari hari pertama sampai hari ketiga dalam suasana persaudaraan dan keakraban.

Mengenali Panggilan Hidup         

Romo Martin Harun, OFM yang mengisi sesi pertama menyampaikan pentingnya segenap umat Allah, apapun agamanya, menyadari panggilan hidupnya sebagai mitra Allah dalam menciptakan dan melestarikan kehidupan. Panggilan Allah secara nyata telah diceritakan dalam kitab suci, seperti panggilan Nabi Samuel dan panggilan Nabi Musa.

Namun, dalam kehidupan sekarang, panggilan Allah berbeda. Allah tidak secara nyata memanggil umat-Nya untuk mengemban tugas dan karya pelayanan tertentu. Kita semua terpanggil untuk menciptakan dan merawat kehidupan ini melalui beragam profesi. Begitu halnya dengan panggilan menjadi guru.  Guru menjadi sebuah panggilan Allah jika dihayati sebagai panggilan untuk menjalin relasi dengan Allah; sebagai panggilan untuk melayani Allah yang hadir dalam diri anak-anak didik.

Pada akhir sesinya, Romo Martin menegaskan bahwa ciri khas hidup panggilan dewasa ini adalah (1) daya tahan, kesabaran, dan kelemahlembutan, (2) keberanian dan semangat, (3) sukacita dan rasa humor, (4) dalam komunitas, dan (2) dalam doa yang terus-menerus. Karena itu, seorang guru pun hendaknya memiliki ciri-ciri tersebut dalam berinteraksi dengan anak didik dan rekan kerjanya.

Guru-guru Fransiskus adalah Guru-guru  Hebat

Pada sesi lain Romo Mateus Batubara, OFM, Ketua Yayasan  mengatakan bahwa guru-guru Fransiskus adalah guru-guru hebat. Melalui tayangan hasil wawancara dengan guru-guru purnabakti, yayasan Fransiskus ternyata pernah mengalami masa kejayaan hingga tahun 90-an. Kala itu jumlah siswa di setiap unit, SD, SMP, SMA dan SMK  mencapai  tiga hingga empat paralel di setiap kelas. Bahkan, artis dan pejabat pemerintah pun menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah Fransiskus. Berkat keteladanan, ketekunan, dan semangat pengabdian  para guru, banyak alumni Fransikus telah menjadi artis, dokter, pengusaha,  pejabat, bahkan ahli astronomi yang berkarya di dalam maupun di luar negeri. Keberhasilan itu bukan hanya membanggakan guru, tetapi juga telah mengharumkan nama sekolah Fransiskus.

Selain pernah mengalami masa kejayaan, banyak guru Fransiskus  ternyata memiliki potensi yang dapat dijadikan teladan,  yaitu (1) Bapak Paulus Tukan, penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMA kelas X, XI, XII yang diterbitan Yudhistira, (2) Ibu Tuty, penulis buku pelajaran PKN untuk SMP kelas VII, VIII, IX yang diterbitkan Erlangga, (3) Sr. Mariana, AK menyandang peringkat II Kepala Sekolah TK Wilayah Jakarta Pusat 1, (4) Ibu Endang menjadi Juara III Guru SMK Wilayah Jakarta Pusat 2, (5) Ibu Mian Nababan sebagai Asessor  pada SMK Wilayah Jakarta Pusat 2, dan (6) Ibu Hotmauli sebagai salah satu  peserta terbaik pada pelatihan Kompetensi Guru Bahasa Inggris tingkat MPK Keuskupan Agung Jakarta yang diselenggrakan oleh Universitas Atma Jaya Jakarta. 

Penghargaan Guru dan Karyawan

Sebagai apresiasi terhadap guru dan karyawan yang telah mengabdi pada yayasan Santo Fransiskus, yayasan memberikan sertifikat dan bingkisan kepada guru untuk masa kerja 25 tahun, yaitu Bapak Theodorus Ratu Djawa dan Ibu Ida Rahayu. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada guru dan karyawan terfavorit berdasarkan pilihan anak didik dan rekan kerja. Mereka adalah (1) Ibu Elli (TK Fransiskus), (2) Bapak Thomas (SD Fransiskus), (3) Ibu Isabella  Lengari (SMP Fransiskus), (4) Ibu Ida (SMA Fransiskus 1), (5) Bapak Paulus Tukan (SMA Fransiskus 2), (6) Romo Andry Hanafi, OFM (SMK Fransiskus 1), (7) Ibu Endang (SMK Fransiskus 2), (8) Bapak Irwanta (Pramubakti), dan (9) Bapak Jaelani (Satpam).

Perayaan hari guru dimeriahkan dengan pertandingan olahraga dan api unggun. Pertandingan olahraga berlangsung di lapangan futsal dan voli Panti Asuhan Sindang Laya, Cipanas. Cabang olahraga yang dipertandingkan adalah futsal dan voli. Api anggun dilaksanakan di lapangan futsal Hotel Casa Monte Rosa. Kemeriahan api unggun ditandai dengan persembahan lagu-lagu gembira tiap unit dan menikmati jagung bakar.

Sebagai akhir dari serangkaian kegiatan, Romo Mateus, menutup momentum perayaan Hari Guru dengan menyampaikan tiga pilar yang menjadi landasan panggilan menjadi guru dan karyawan ke depan. Ketiga pilar itu: (1) Meaningful (kebermaknaan). Makna hidup bukanlah terletak pada “angka”, melainkan menemukan  makna hidup dan pengalaman menjadi guru dan karyawan). (2)  Membership (kebersamaan). Misi bersama adalah persaudaraan. Selain itu, keteladan kepala sekolah. Kepala sekolah harus ngayomi bawahan, berbicara lembut, mendengarkan, menegur dengan lembut dan sopan. (3)  Mastery (Pengetahuan). Guru harus memiliki pengetahuan yang luas, selalu meng-upgrade diri agar mampu mengikuti perkembangan zaman. Guru dituntut untuk selalu mencari model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.

*) Paulus Tukan, guru SMA dan SMK Fransiskus, Kayu Putih, Jakarta Timur.

 

Video Perayaan Hari Guru Ke-74 Yayasan Santo Fransiskus:

https://www.facebook.com/yayasanfransiskus/videos/2434391960106714/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

eight − two =